Stadion Kebanggaan Bangsa dan Rakyat Indonesia
Tentunya kita mengetahui bahwa di Indonesia sedang diadakan kompetisi sepak bola seluruh Asia, yaitu Asian Cup, dimana Indonesia berkesempatan menjadi salah satu tuan rumah dari Asia Cup tersebut, tentu saja sebagai tempat penyelenggaraan Asian Cup di Indonesia tersebut, diperlukan sebuah Stadion sepak bola yang sesuai standar internasional, oleh karena itu Stadion Gelora Bung Karno sebagai salah satu Stadion yang bersejarah, berkapasitas besar, dan berstandar internasional terpilih untuk menyelenggarakan sebagian besar pertandingan Asian Cup di Indonesia.
Semula, Gelora Bung Karno dibangun untuk menyambut Asian Games IV, ketika pada tahun 1958 ketika Asian Games III di Tokyo, Indonesia dipilih oleh Asian Games Federation untuk menjadi penyelenggaraan Asian Games yang berikutnya.
Tentu saja hal tersebut menjadi kabar yang menggembirakan bagi Indonesia karena mendapat kehormatan menjadi penyelenggara Asian Games berikutnya, tetapi pada saat persamaan timbul kekhawatiran apakah Indonesia yang baru saja stabil kondisi Ekonomi dan politiknya dapat menyelenggarakan sebuah perhelatan olahraga yang besar seperti Asian Games.
Soekarno, sebagai presiden Indonesia pada saat itu dengan cepat menetapkan wilayah senayan sebagai lokasi pembangunan sebuah kompleks olahraga terpadu dengan olahraga lainnya seperti Billiard, Panah, Softball, dan sebagainya. Wilayah sekitar Stadion Gelora Bung Karno juga dipakai untuk permanen seperti Gaikindo pameran mobil yang setiap tahnnya diselenggarakan disana. Tempat ini pun juga sering menjadi sebagai perayaan hari besar keagamaan sera sejak tahun 1990-an sering dipakai untuk berbagai pertunjukan seperti konser-konser music dari dalam maupun luar.
Tampak dari atas stadion Gelora Bing Karno yang memiliki ciri khas berbentuk Oval. Tempat ini selain berupa stadion sepak boola, juga tempat berkumpulnya cabang bangunan-bangunan untuk setiap jenis olahraga dan perkampungan atlet. Pada tanggal 8 februari 1960 perancangan tiang pertama dilakukan oleh presiden Soekarno dengan disaksikan oleh wakil perdana Menteri Uni Soviet, Anatas Mikoyan.
Pembangunan seluruh komplek Gelora Bung Karno, kemudian didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12, 5 juta dollar AS tersebut, akhirnya selesai sebulan sebelum pembukaan Asian Games pada tanggal 24 Agustus 1962. Stadion Gelora Bung Karno sendiri, yang memiliki kapasitas tempat duduk 100.000 orang (salah satu stadion dengan kapasitas tempat duduk terbesar didunia, panjang lapangan 110 meter dan lebar lapangannya 60 meter diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soekarno pada tanggal 21 Juni 1962 pada pukul 17.00 WIB. Keunikan dari Stadion Gelora Bung Karno ini adalah atap temu gelang yang berbentuk Oval.
Tetapi nama Gelora Bung Karno perlahan-lahan meredup seiring dengan perkembangan, nama stadion ini di ubah menjadi Istora Senayan atau Stadion Utama Senayan. Soal penggunaan lahan Gelora Bung Karno, lahan yang semulanya luasnya 279,1 hektar menyusut hingga tinggal 136,84 hektar (49%) saja, sementara sisa 67,52 hektar (51%) atau 24,2% dari luas lahan semulanya, sigunakan untuk bangunan pemerintah, disewakan, atau dijual untuk kepentingan lainnya.
Pada tahun 2001, melalui surat keputusan Presiden No.7 tahun 2001 yang dikeluarkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid, menetapkan kembali penggunaman Gelora Bung Karno sampai sekarang. Pembenahan manajemen Gelora Bung Karno juga dibenahi dibawah Badan Pengelola Gelora Bung Karno, seperti merubuhkan Wisma Fairbanks dan Gedung Serba Guna di belakang Hotel Century. Sebagai gantinya akan dibangun apartemen dan perkantoran dengan 200 kamar yang akan disediakan untuk atlet.